Prosa · September 30, 2012 0

Bayangan Nyata

Telinga ini tidak tuli waktu bayangan di belakang itu bersuara. Tidak parau, tetapi sangat merdu. Seolah-olah bayangan itu adalah bintang besar yang bukan sekedar berdiri di panggung. Tidak podium, dia bukan seorang presiden.
Aku tidak tau mau menamainya apa, ksatria kah, power ranger kah, atau superman yang dapat terbang. Apa ia bisa terbang? Tentu tidak. Ia hanya bisa membuat orang lain terbang dengan mudah dan bisa dengan mudahnya pula membuat orang jatuh dalam satu waktu. Angkuh.
Kadang kala ia terlalu jahat, mereka kalah telak dengan sikapnya yang masih sama. Masihkah dari mereka mengharapkan perubahan..
Mungkin karena bayangan itu terasa dekat sekarang ini.
Padahal kemarin namanya saja tidak ada dalam daftar jajaran. Hanya orang yang seketika lewat dan harus terpaksa masuk ke dunia baru.
Yang  teringat hanya pecahan kertas yang ia lempar sambil tersenyum mengejek. Masih biasa, mungkin karena masih begitu jauh.
Tapi tidak saat ini, selama suaranya yang tiap hari tidak pernah absen dari telinga. Bernyanyi, bahkan sekedar memanggil nama..
Tapi senyata itukah ia?