Prangko · Maret 7, 2013 2

Plot 17

” Dunia ini jelas. Dimana rindu-rindu yang sebenarnya akan tertuang. Dan ketika tangan siapapun tak dapat menggantikan semua yang tak pernah bisa terulang. Hal apapun itu. Penentuan “

Aku memejamkan mata untuk waktu yang aku tak tahu selama apa. Ketika itu aku seperti mendorong otak kedalam ruang waktu sebelum tanda tujuh belasku.

Berjalan pada tanda hampir lima dengan menunggu lonceng pagi itu berbunyi. Dunia yang tak pernah sempat kubayangkan bahkan memikirkannya pun tidak. Belajar, bermain, tertawa, dan sebuah kotak makanan mengiringiku. Dunia kanak-kanak

Aku dan teman-teman dunia kecilku tak pernah berhenti bermain, meski kadang ada juga yang tak berhenti menangis. Orangtuaku, orangtua mereka, mereka sama. Mengikuti apapun yang kami lakukan sambil mengawasi, padahal itu bukan kewajiban mereka. Tapi akhirnya semua tertawa karena dunia itu memang menyenangkan. Hingga tiba waktunya kami untuk wisuda. Wisuda para bocah pembahagia. Dan aku, adalah aktor utamanya kala itu.

Tahun pelajaran baru pun tiba. Entah aku seperti apa ketika itu. Mungkin masih jadi anak yang manis. Aku berjalan dengan tegapnya. Baju putih, rok, dasi, topi merah. Bertemu dengan teman yang tak asing, tapi ada saja orang-orang. Sekolah Dasarku
Enam tahun yang lama akhirnya berlalu juga. Hijrah ke waktu baru

Berlari-lari, ada rasa takut pertama menjalani ospek smp. Tapi reflek yang cukup menarik.

Akhir dari menengah pertama, aku menatap mata-mata persahabatan. Ketika aku menyadari pentingnya, maaf untuk telat mengerti. Aku hidup bukan untuk sendiri
Untuk berbagai hal aku merasa bahwa akhir menengah pertama yang penuh cerita. Lebih dari sekedar bermain dan canda tawa. Dan perpisahan smp tiba, gelapnya awan tak luput datang mengikuti jejak kami

Wah! Perjalanan yang semakin membara
Ketika dunia yang terpajang rapat-rapat dalam hati. Dimana aku memasuki dunia para pemilih. Bukan apa-apa, ini tentang sebuah tujuan. Pada orde mana aku akan berdiri. Dan juga orang-orang diluar sana. Saat ini, Madrasah Aliyah
Dunia dalam lakonku. Dunia dimana tempat aku belajar banyak tentang sesuatu.

Tujuh belasku di kelas dua belas
Menyemai simfoni yang dirasa tak kan lupa. Ketika aku menamainya sebuah rasa
Bahagia ketika melihat dan mencari ketika tak ada Seperti berada di tengah musim semi.

Dunia ini jelas. Dimana rindu-rindu yang sebenarnya akan tertuang. Dan ketika tangan siapapun tak dapat menggantikan semua yang tak pernah bisa terulang. Hal apapun itu. Penentuan

Rona-rona yang tak akan pernah terganti.